Pantun Jenaka Lucu
Buat apa panen kelapa
Kalau belum tumbuh tunas
Buat apa membeli vespa
Cicilan kompor saja belum lunas
Jalan-jalan bersama kakak
Ditengah jalan lihat kepompong
Aku tertawa terbahak-bahak
Melihat kucing makan kedongdong
Ke bali bertemu bayu
Sekalian membeli pernak-pernik
Kalau kamu pintar merayu
Rayulah cewe cantik
Jalan-jalan ke pinggir empang
Nemu sendok di pinggir empang
Hati siapa tak bimbang
Saya botak minta dikepang
Ada tuyul ketemuan
Ada juga kuntilanak
Kalau kamu takut begituan
Udah aja jadi anak
Hari minggu sudahlah siang
Setelah siang menuju petang
Ditunggu tunggu gak juga datang
Sekali datang kok nagih utang
Buah mengkudu
dibungkus pelastik
semua juga tahu
kalau aku cantik
burung perkutut
burung kutilang
kamu kentut
nggak bilang bilang
buah pisang buah tomat
disimpan didalam lumbung padi
pantas tercium bau menyengat
rupanya kau belum mandi
Api membakar ujung cerutu
membawa asap bersesak-sesak
Alangkah geli rasa hatiku
Melihat nenek bergincu dan bedak
Gemuruh tabuh bukan kepalang
Diasah lembing berkilat-kilat
Gementar tubuh harimau belang
Nampak kambing pandai bersilat
Limau purut masak di dahan
walau manis tak boleh dimakan
Biar penampilan seperti preman
Yang penting hati beriman
Buah mangga rasanya manis
dibungkus rapat didalam peti
Sayang walau wajah nya artis
tapi gayanya macam hellokitty
Memasak ikan di dalam peti
paling enak di campur terasi
gayanya aja kayak selebriti
tapi dompetnya kagak berisi
Ayam bangkok dibawa atun
Tiap pagi dimandiin
Kalau iseng nyok kite bepantun
Ampe pagi ane jabanin
Malam hari memasak gurita
dicampur cabe dan buah berminyak
Memang kamu cantik jelita
Sayang ketawanya kayak kuntilanak
makan belimbing dicampur terasi
bikin kelepon ditambah santan
wajahnya aja kayak artis televisi
tapi kelakuan seperti setan
Paling enak burung gelatik
Di atas awan terbang melayang
Memang banyak wanita cantik
Cuma adik yang abang sayang
siang hari langit berawan
paling enak ke senayan
Adek manis senyum menawan
boleh dong abang kenalan
Naik delman ke malaya
jangan lupa bawa pengukur
siapa yang tidak tertawa
lihat sibotak ingin dicukur
Ikan gabus di rawa-rawa,
Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Anak ayam turun ke bumi,
Induk ayam naik kelangit,
Anak ayam nyari kelangit,
Induk ayam nyungsep ke bumi
Limau purut di tepi rawa,,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakai helm
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati,
Saya bingung kamu pun bingung,
Kenapa ada bunga melati ???!?
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Pohon kelapa, Pohon durian,,
Pohon Cemara, Pohon Palem,
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Jauh di mata,dekat dihati,
Jauh di hati,dekat dimata,
Jauh-dekat tujuh ratus perak
Ada apa diseberang itu,
Mentimun busuk dimakan kalong,
Ada apa diseberang itu,
Bujang bungkuk gadis belong
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Ada buah manggis,
Ada juga buah anggur,
Awalnya romantis,
Pas tekdung malah kabur
Jangan takut,
Jangan kawatir,
Itu kentut,
Bukan petir
Jalan-jalan ke Kota Arab,
Jangan lupa membeli kitab,
Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Bodi bohai betis berkurap
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Buah Nanas, Buah bengkoang,
Buah jambu, Buah kedondong,
Ngerujak dooooooooonggggggg
Senangis letak di timbangan,
Pemulut kumbang pagi-pagi,
Menangis katak di kubangan,
Melihat belut terbang tinggi
Anak Hindu beli petola,
Beli pangkur dua-dua,
Mendengar kucing berbiola,
Duduk termenung tikus tua
Jalan-Jalan ke Kota Sumedang..,
Ada Kambing Makan Rumput..,
Anak-anak pada Senang ..,
Melihat banci Bergoyang Dangdut..
Bunga mawar tangkai berduri,
Laris manis pedang cendol,
Aku tersenyum malu sekali,
Ingat dulu suka mengompol
Anak cina menggali cacing,
Mari diisi dalam tempurung,
Penjual sendiri tak kenal dacing,
Alamat dagangan habis diborong
Biduk buluh bermuat tulang,
Anak Siam pulang berbaris,
Duduk mengeluh panglima helang,
Melihat ayam bercengkang keris
Buah jering dari Jawa,
Naik sigai ke atas atap,
Ikan kering lagi ketawa,
Dengar tupai baca kitab
Pohon manggis di tepi rawa,
Tempat datuk tidur beradu,
Sedang menangis nenek tertawa,
Melihat datuk bermain gundu
Anak dara Datuk Tinggi,
Buat gulai ikan tilan,
Datuk tua tak ada gigi,
Bila makan kunyah telan
Jikalau lengang dalam negeri,
Marilah kita pergi ke kota,
Hairan tercengang kucing berdiri,
Melihat tikus naik kereta
Punggur berdaun di atas kota,
Jarak sejengkal dua jari,
Musang rabun,
helang pun buta,
Baru ayam suka hati
Ketika perang di negeri Jerman,
Ramai askarnya mati mengamuk,
Rangup gunung dikunyah kuman,
Lautan kering dihirup nyamuk
Jual betik dengan kandil,
Kandil buatan orang Inggeris,
Melihat buaya menyandang bedil,
dan kerbau tegak berbaris
Berderak-derak sangkutan dacing,
Bagaikan putus diimpit lumpang,
Bergerak-gerak kumis kucing,
Melihat tikus bawa senapang
Pokok pinang patanya condong,
Dipukul ribut berhari-hari,
Kucing berenang tikus berdayung,
Ikan di laut berdiam diri
Tanam pinang di atas kubur,
Tanam bayam jauh ke tepi,
Walaupun musang sedang tidur,
Mengira ayam di dalam mimpi
Anak bakau di rumpun salak,
Patah taruknya ditimpa genta,
Riuh kerbau tergelak-gelak,
Melihat beruk berkaca mata
Orang menganyam sambil duduk,
Kalau sudah bawa ke balai,
Melihat ayam memakai tanduk,
Datang musang meminta damai
Hilir lorong mudik lorong,
Bertongkat batang temberau,
Bukan saya berkata bohong,
Katak memikul paha kerbau
Di kedai Yahya berjual surat,
Di kedai kami berjual sisir,
Sang buaya melompat ke darat,
Melihat kambing terjun ke air
[1]
Di sana kosong di sini kosong
Tidak ada batang tembakau
Bukan aku berkata bohong
Ada kata memikul kerbau
[2]
Kenek bis masuk gua
Pulangnya naik kereta
Biar nenek sudah tua
Kakek akan tetap cinta
[3]
Burung pipit turun ke rawa
Kakinya panas kena belerang
Nenek sedih jadi tertawa
Melihat kakek main kelerang
[4]
Sisa kue sudah basi
Piring kaca susun berangkap
Sejak ayam jadi polisi
Banyak elang yang tertangkap
[5]
Kalau ketam pergi ke rawa
Lintah turun ke dalam kali
Kalau monyet sedang tertawa
Mukanya lucu sekali
[6]
Ingat dongeng batu belah
Sungguh asyik ceritanya
Terburu-buru pergi sekolah
Ternyata lupa pakai celana
[7]
Kucing bermain dengan tali
Kera duduk membaca koran
Bagaimana hati tak geli
Kepala botak suka sisiran
[8]
Malam hari banyak nyamuk
Nyamuk takut burung perkutut
Badan kamu memang gemuk
Tapi sayang suka kentut
[9]
Berenang jauh para ikan
Mereka main hatinya senang
Badan kurus kurang makan
Kalau ditiup goyang-goyang
[10]
Pohon kelapa dipanjat ketam
Ia jatuh ke dalam kolam
Ada enaknya berkulit hitam
Bisa sembunyi disaat malam
Pantun Jenaka Anak SMP Tentang Kebersihan
[11]
Dari Tomang ke Kali Sapu
Bawa tampah menjemur ikan
Kamu memang pintar menyapu
Semua sampah masih berserakan
[12]
Memang indah bunga selasih
Bila dipandang tiada jemu
Ayo kita bersih-bersih
Sebersih cintaku kepadamu
[13]
Nemu gelang di pekarangan
Sayang gelang sudah karatan
Siapa buang sampah sembarangan
Pasti pacarnya orang utan
[14]
Kalau menatap cendrawasih
Tak berkedip dua mata
Kalau kamu hidup bersih
Aku akan makin cinta
[15]
Kaki luka terkena bata
Waktu lari dikejar singa
Jangan suka menanam cinta
Lebih baik menanam bunga
[16]
Anak laki minumnya milo
Untuk menjaga kesehatan
Begini nasib jadi jomblo
Orang bermesraan kita gemetaran
[17]
Jadi kuli bukan angan-angan
Tiap hari badan keringatan
Setiap kali berangkat kondangan
Pengen sekali bisa gandengan
[18]
Tujuh bintang untuk raja
Bintang Timur sangat bersinar
Kamu datang merayu saja
Kapan datang untuk melamar
[19]
Air cuka tempatnya bulat
Bulat hati karena tekad
Jangan suka memberi coklat
Mari kita lakukan akad
[20]
Putih tangan putih betis
Bibir indah sangat mereka
Saya ini tidak romantis
Romantisnya kalau sudah nikah
[21]
Kayu tumbuh silang menyilang
Adik jatuh langsung dibopong
Lucunya bukan kepalang
Melihat kakek giginya ompong
[22]
Bayi kecil tidur anteng
Jaga mulut jaga lisan
Dia itu memang ganteng
Sayang masih sering ingusan
[23]
Ibu berjualan di tengah pasar
Pasar baru Tanah Gempol
Badannya sih memang besar
Tapi masih suka ngompol
[24]
Pergi ke kota di hari raya
Hati baik tak buruk sangka
Mari kita berpantun ria
Pantun nasehat dan jenaka
[25]
Kuda hitam amat tangguh
Larinya kencang tak terkejar
Mari berjuang sungguh-sungguh
Terus belajar agar pintar
[26]
Si kancil bisa mengejar
Tiada pernah hatinya gentar
Masih kecil rajin belajar
Sudah besar makin pintar
[27]
Tanam tomat di gunung biru
Di ladang itu kita bertemu
Mari hormat kepada guru
Guru laksana jembatan ilmu
[28]
Anak manis orangnya santun
Nenek tua jalan dituntun
Bolehlah kita bermain pantun
Pantunnya bagus sebagai penuntun
[29]
Mari beriman kepada takdir
Mari takut kepada neraka
Bolehlah sindir menyindir
Sindiran lewat pantun jenaka
[30]
Pakaian bagus cenderawasih
Sobek tertusuk duri
Cukup sekian terimakasih
Saya hendak undur diri
Kalau belum tumbuh tunas
Buat apa membeli vespa
Cicilan kompor saja belum lunas
Jalan-jalan bersama kakak
Ditengah jalan lihat kepompong
Aku tertawa terbahak-bahak
Melihat kucing makan kedongdong
Ke bali bertemu bayu
Sekalian membeli pernak-pernik
Kalau kamu pintar merayu
Rayulah cewe cantik
Jalan-jalan ke pinggir empang
Nemu sendok di pinggir empang
Hati siapa tak bimbang
Saya botak minta dikepang
Ada tuyul ketemuan
Ada juga kuntilanak
Kalau kamu takut begituan
Udah aja jadi anak
Hari minggu sudahlah siang
Setelah siang menuju petang
Ditunggu tunggu gak juga datang
Sekali datang kok nagih utang
Buah mengkudu
dibungkus pelastik
semua juga tahu
kalau aku cantik
burung perkutut
burung kutilang
kamu kentut
nggak bilang bilang
buah pisang buah tomat
disimpan didalam lumbung padi
pantas tercium bau menyengat
rupanya kau belum mandi
Api membakar ujung cerutu
membawa asap bersesak-sesak
Alangkah geli rasa hatiku
Melihat nenek bergincu dan bedak
Gemuruh tabuh bukan kepalang
Diasah lembing berkilat-kilat
Gementar tubuh harimau belang
Nampak kambing pandai bersilat
Limau purut masak di dahan
walau manis tak boleh dimakan
Biar penampilan seperti preman
Yang penting hati beriman
Buah mangga rasanya manis
dibungkus rapat didalam peti
Sayang walau wajah nya artis
tapi gayanya macam hellokitty
Memasak ikan di dalam peti
paling enak di campur terasi
gayanya aja kayak selebriti
tapi dompetnya kagak berisi
Ayam bangkok dibawa atun
Tiap pagi dimandiin
Kalau iseng nyok kite bepantun
Ampe pagi ane jabanin
Malam hari memasak gurita
dicampur cabe dan buah berminyak
Memang kamu cantik jelita
Sayang ketawanya kayak kuntilanak
makan belimbing dicampur terasi
bikin kelepon ditambah santan
wajahnya aja kayak artis televisi
tapi kelakuan seperti setan
Paling enak burung gelatik
Di atas awan terbang melayang
Memang banyak wanita cantik
Cuma adik yang abang sayang
siang hari langit berawan
paling enak ke senayan
Adek manis senyum menawan
boleh dong abang kenalan
Naik delman ke malaya
jangan lupa bawa pengukur
siapa yang tidak tertawa
lihat sibotak ingin dicukur
Ikan gabus di rawa-rawa,
Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Anak ayam turun ke bumi,
Induk ayam naik kelangit,
Anak ayam nyari kelangit,
Induk ayam nyungsep ke bumi
Limau purut di tepi rawa,,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakai helm
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati,
Saya bingung kamu pun bingung,
Kenapa ada bunga melati ???!?
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Pohon kelapa, Pohon durian,,
Pohon Cemara, Pohon Palem,
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Jauh di mata,dekat dihati,
Jauh di hati,dekat dimata,
Jauh-dekat tujuh ratus perak
Ada apa diseberang itu,
Mentimun busuk dimakan kalong,
Ada apa diseberang itu,
Bujang bungkuk gadis belong
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Ada buah manggis,
Ada juga buah anggur,
Awalnya romantis,
Pas tekdung malah kabur
Jangan takut,
Jangan kawatir,
Itu kentut,
Bukan petir
Jalan-jalan ke Kota Arab,
Jangan lupa membeli kitab,
Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Bodi bohai betis berkurap
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Buah Nanas, Buah bengkoang,
Buah jambu, Buah kedondong,
Ngerujak dooooooooonggggggg
Senangis letak di timbangan,
Pemulut kumbang pagi-pagi,
Menangis katak di kubangan,
Melihat belut terbang tinggi
Anak Hindu beli petola,
Beli pangkur dua-dua,
Mendengar kucing berbiola,
Duduk termenung tikus tua
Jalan-Jalan ke Kota Sumedang..,
Ada Kambing Makan Rumput..,
Anak-anak pada Senang ..,
Melihat banci Bergoyang Dangdut..
Bunga mawar tangkai berduri,
Laris manis pedang cendol,
Aku tersenyum malu sekali,
Ingat dulu suka mengompol
Anak cina menggali cacing,
Mari diisi dalam tempurung,
Penjual sendiri tak kenal dacing,
Alamat dagangan habis diborong
Biduk buluh bermuat tulang,
Anak Siam pulang berbaris,
Duduk mengeluh panglima helang,
Melihat ayam bercengkang keris
Buah jering dari Jawa,
Naik sigai ke atas atap,
Ikan kering lagi ketawa,
Dengar tupai baca kitab
Pohon manggis di tepi rawa,
Tempat datuk tidur beradu,
Sedang menangis nenek tertawa,
Melihat datuk bermain gundu
Anak dara Datuk Tinggi,
Buat gulai ikan tilan,
Datuk tua tak ada gigi,
Bila makan kunyah telan
Jikalau lengang dalam negeri,
Marilah kita pergi ke kota,
Hairan tercengang kucing berdiri,
Melihat tikus naik kereta
Punggur berdaun di atas kota,
Jarak sejengkal dua jari,
Musang rabun,
helang pun buta,
Baru ayam suka hati
Ketika perang di negeri Jerman,
Ramai askarnya mati mengamuk,
Rangup gunung dikunyah kuman,
Lautan kering dihirup nyamuk
Jual betik dengan kandil,
Kandil buatan orang Inggeris,
Melihat buaya menyandang bedil,
dan kerbau tegak berbaris
Berderak-derak sangkutan dacing,
Bagaikan putus diimpit lumpang,
Bergerak-gerak kumis kucing,
Melihat tikus bawa senapang
Pokok pinang patanya condong,
Dipukul ribut berhari-hari,
Kucing berenang tikus berdayung,
Ikan di laut berdiam diri
Tanam pinang di atas kubur,
Tanam bayam jauh ke tepi,
Walaupun musang sedang tidur,
Mengira ayam di dalam mimpi
Anak bakau di rumpun salak,
Patah taruknya ditimpa genta,
Riuh kerbau tergelak-gelak,
Melihat beruk berkaca mata
Orang menganyam sambil duduk,
Kalau sudah bawa ke balai,
Melihat ayam memakai tanduk,
Datang musang meminta damai
Hilir lorong mudik lorong,
Bertongkat batang temberau,
Bukan saya berkata bohong,
Katak memikul paha kerbau
Di kedai Yahya berjual surat,
Di kedai kami berjual sisir,
Sang buaya melompat ke darat,
Melihat kambing terjun ke air
[1]
Di sana kosong di sini kosong
Tidak ada batang tembakau
Bukan aku berkata bohong
Ada kata memikul kerbau
[2]
Kenek bis masuk gua
Pulangnya naik kereta
Biar nenek sudah tua
Kakek akan tetap cinta
[3]
Burung pipit turun ke rawa
Kakinya panas kena belerang
Nenek sedih jadi tertawa
Melihat kakek main kelerang
[4]
Sisa kue sudah basi
Piring kaca susun berangkap
Sejak ayam jadi polisi
Banyak elang yang tertangkap
[5]
Kalau ketam pergi ke rawa
Lintah turun ke dalam kali
Kalau monyet sedang tertawa
Mukanya lucu sekali
[6]
Ingat dongeng batu belah
Sungguh asyik ceritanya
Terburu-buru pergi sekolah
Ternyata lupa pakai celana
[7]
Kucing bermain dengan tali
Kera duduk membaca koran
Bagaimana hati tak geli
Kepala botak suka sisiran
[8]
Malam hari banyak nyamuk
Nyamuk takut burung perkutut
Badan kamu memang gemuk
Tapi sayang suka kentut
[9]
Berenang jauh para ikan
Mereka main hatinya senang
Badan kurus kurang makan
Kalau ditiup goyang-goyang
[10]
Pohon kelapa dipanjat ketam
Ia jatuh ke dalam kolam
Ada enaknya berkulit hitam
Bisa sembunyi disaat malam
Pantun Jenaka Anak SMP Tentang Kebersihan
[11]
Dari Tomang ke Kali Sapu
Bawa tampah menjemur ikan
Kamu memang pintar menyapu
Semua sampah masih berserakan
[12]
Memang indah bunga selasih
Bila dipandang tiada jemu
Ayo kita bersih-bersih
Sebersih cintaku kepadamu
[13]
Nemu gelang di pekarangan
Sayang gelang sudah karatan
Siapa buang sampah sembarangan
Pasti pacarnya orang utan
[14]
Kalau menatap cendrawasih
Tak berkedip dua mata
Kalau kamu hidup bersih
Aku akan makin cinta
[15]
Kaki luka terkena bata
Waktu lari dikejar singa
Jangan suka menanam cinta
Lebih baik menanam bunga
[16]
Anak laki minumnya milo
Untuk menjaga kesehatan
Begini nasib jadi jomblo
Orang bermesraan kita gemetaran
[17]
Jadi kuli bukan angan-angan
Tiap hari badan keringatan
Setiap kali berangkat kondangan
Pengen sekali bisa gandengan
[18]
Tujuh bintang untuk raja
Bintang Timur sangat bersinar
Kamu datang merayu saja
Kapan datang untuk melamar
[19]
Air cuka tempatnya bulat
Bulat hati karena tekad
Jangan suka memberi coklat
Mari kita lakukan akad
[20]
Putih tangan putih betis
Bibir indah sangat mereka
Saya ini tidak romantis
Romantisnya kalau sudah nikah
[21]
Kayu tumbuh silang menyilang
Adik jatuh langsung dibopong
Lucunya bukan kepalang
Melihat kakek giginya ompong
[22]
Bayi kecil tidur anteng
Jaga mulut jaga lisan
Dia itu memang ganteng
Sayang masih sering ingusan
[23]
Ibu berjualan di tengah pasar
Pasar baru Tanah Gempol
Badannya sih memang besar
Tapi masih suka ngompol
[24]
Pergi ke kota di hari raya
Hati baik tak buruk sangka
Mari kita berpantun ria
Pantun nasehat dan jenaka
[25]
Kuda hitam amat tangguh
Larinya kencang tak terkejar
Mari berjuang sungguh-sungguh
Terus belajar agar pintar
[26]
Si kancil bisa mengejar
Tiada pernah hatinya gentar
Masih kecil rajin belajar
Sudah besar makin pintar
[27]
Tanam tomat di gunung biru
Di ladang itu kita bertemu
Mari hormat kepada guru
Guru laksana jembatan ilmu
[28]
Anak manis orangnya santun
Nenek tua jalan dituntun
Bolehlah kita bermain pantun
Pantunnya bagus sebagai penuntun
[29]
Mari beriman kepada takdir
Mari takut kepada neraka
Bolehlah sindir menyindir
Sindiran lewat pantun jenaka
[30]
Pakaian bagus cenderawasih
Sobek tertusuk duri
Cukup sekian terimakasih
Saya hendak undur diri
Comments
Post a Comment