Puisi Mantan

    Salam Pepisahan Untuk Kamu, Mantan terindahku
 
    Untuk kamu yang kemarin pernah menjadi tempat tumpahan segala tangisan, kekecewaan, kebahagiaan, keluhan dan tiang penyangga disaat aku jatuh.

    Dan , ketika semua tlah berakhir
    Namamu tlah aku tulis di kolom note, akun fbku.
    Tempat yang sama, yang mempertemukan aku dengan kamu, dulu.
    “Setiap yang dipertemukan, nanti jika telah sampai pada waktunya pasti akan dipisahkan”.
    Begitu nasehat bijak yang pernah aku dengar.
    Dari awal aku mengenalmu, aku sudah tau kalau nanti kita pasti akan berpisah. Namun jujur, aku tak pernah berharap kita akan berpisah secepat ini dengan cara seperti ini.
    Aku berharap nanti ketika usia kita telah senja, anak-anak kita telah berkeluarga, cucu-cucu kita telah tumbuh dewasa disuatu pagi malaikat Izrail datang lalu mencabut nyawa salah satu dari kita.
    Namun tidak, ternyata Tuhan berkehendak lain, DIA memisahkan kita lebih cepat.
    Tak ada pilihan lain, selain aku harus menerima. Meski sejujurnya sedikit terpaksa.
    Maaf untuk egoku yang besar..
    Maaf untuk satiap kalimat kasar..
    Yang meski kadang tak sengaja, tapi aku ucapkan dan kau dengarkan..
    Maafkan semua salahku ya..

Demi Memperlakukanmu Dengan Layak
Atas perpisahan yang terjadi kemarin.
Apa bila bisa aku mengulang waktu.
Meski aku tau, pada akhirnya aku tetap tidak bisa bersamamu
Luka ini juga tetap akan aku terima

Aku tidak akan meminta untuk tidak dipertemukan denganmu
Aku tetap akan meminta, untuk dipertemukanmu

Akan kucintai dirimu lebih besar, dari cinta yang aku berikan kemarin
Akan aku jaga matamu agar darinya tak pernah mengalir tetesan air mata
Tidak seperti kemarin, saat bersamaku kamu sering sekali menangis.
Dan sekuat tenaga akan aku lindungi hatimu.
Tidak seperti kemarin, aku terlalu sibuk melindungi hatiku, karena takut dikecewakan olehmu.

Asalkan aku bisa membuatmu merasa diperlakukan dengan layak saat bersamaku
Aku rela, sangat-sangat rela
Perih ini aku tanggung kembali, dan kesendirian ini aku rasakan lagi.

Demi Memperlakukanmu Dengan Layak,

Ungu Violet (Kebahagiaan dan Kesedihan)
 
Dua warna yang pernah kau torehkan pada selembar kanvas hitamku

Tak seperti musim dan waktu
Rencana manusia kadang tak sejalan dengan kenyataan
kita hanya mampu berkehendak berikhtiyar lalu berdoa
Selebihnya Dia berkuasa penuh di luar kita,

Tapi kau tahu,
Sepasti musim dan waktu aku mencintaimu selalu
Seperti matahari yang terus terbit dari timur mengawali hari
Dan terbenam ke barat demi malam,
Hingga kini aku masih sendiri
Sampai nanti, sebelum Dia menyatakan takdirnya pada diriku
Aku akan terus menjaga rasa ini

Jika boleh aku berharap
Aku ingin kau kembali lagi disini
Terlalu banyak hal yang ingin aku tunjukan padamu
Ada begitu banyak rasa yang ingin aku bagi bersamamu

Maaf jika egoku kala itu mengalahkan segalanya
Dan menjadi alasan sampai akhirnya kita berpisah

Antara pertemuan itu dan perpisahan itu, aku mengenal dirimu
Dan memahami makna dari warna Ungu dan Violet
Bagiku keduanya bukan pilihan, keduanya adalah anugerah dariNya
Aku akan menerimanya dengan ikhlas

Kalaupun dulu aku tak mampu meyakinkanmu
Ijinkan lewat puisi ini, aku tunjukan kesungguhanku
Bahwa aku sangat mencintaimu,
Dan berharap bisa selalu bersamamu.

Dimana Kamu (Mantan Cahayaku)

Kembali ketempat ini ada seribu tanya yang bergema dalam jiwa,
Dimana senyum manis itu?
Yang dulu biasa aku cari ketika aku sedang tak mampu tersenyum sendiri
Dimana sapaan ramah itu?
Yang biasa aku dapat, saat aku lewat gang sempit depan rumahmu
Dimana candaan manja itu?
yang kemarin selalu menemani rutinitaas malamku
Dan dimana kamu, mantan cahayaku?
Yang dulu menjadi alasan, hingga akhirnya aku memilih tinggal disini

Entah disudut kota mana, kamu sekarang berdiam
Tapi aku berharap kamu bisa menemukan tulisan ini
Sebuah catatan singkat, yang aku tulis saat aku sadari
Bahwa aku sangat merindukanmu dan benar-benar kehilangan kamu

Seseorang yang sudah lama pergi
Tapi masih saja aku berharap, bisa menemukanmu kembali

Wanita Apa Adanya
 
Namamu masih abadi disini.
Tersimpan di lubuk hatiku yang terdalam.
Meski waktu terus berlalu dan nama-nama lain bergantian mengetuk hati ini.
Entah kenapa tempatmu belum bisa terganti.

Kau wanita, begitu juga yang lain pun wanita.
Kau pernah membuatku tersenyum, sedih juga gelisah, yang lain pun pernah membuatku demikian.

Mungkin karena kau sedikit berbeda.
Kau tak pernah mengeluh,
Meski waktu itu hanya sedikit yg mampu kubagi bersamamu.
Kau pun tak pernah memerintah atau memaksaku melakukan ini dan itu.
Karnanya aku menyebutmu,
Wanita apa adanya.

Kau memberiku sesuatu sesuai kemampuanmu, apa adanya dirimu.
Dan kau menerimaku sebagai mana apa apa adanya diriku.
Semoga aku bsa menjaga rasa ini, agar tetap kekal abadi.
Hingga kelak Tuhan menyatukan kita lagi, atau menentukan lain.
Memberi gantiku untukmu dan ganti dirimu untukku.

Untuk seseorang dari masa laluku yang lama ga pernah aku dengar kabarnya.
Semoga kau selalu dalam lindungan dan penjagaanNYA.
Amin..

Janji Palsu

Ingatkah kamu,
Dulu pernah ada janji yang kita ucap berdua
Dulu ada mimpi yang coba kita renda bersama
Dulu ada masa-masa indah, dimana aku mampu tertawa dan tersenyum tanpa kepura-puraan
saat aku lalui hari-hari bersamamu

Sejujurnya aku tak pernah berharap jika masa-masa itu nanti hanya tinggal kenangan
Namun Tuhan punya rencana lain
Ada jalan bercabang di depan sana, yang memaksa kita untuk saling memilih
Dan pilihanya, antara kita berbeda

Tak pernah habis aku berfikir
Untuk apa waktu itu kau menatapku, menyapaku lalu mengajakku berbicara?
Jika pada akhirnya kita tak bisa bersama
Untuk apa kau datang dalam hidupku?
Padahal aku tak pernah memintanya
Menawarkan sejuta keindahan tentang cinta
Menawarkan mimpi-mimpi di masa depan
Namun semua hanya semu belaka

Tidakah engkau sadari
Masing-masing dari kita punya hati
Dan mungkin kau tak pernah menyadari
Perasaan-perasaan yang aku tahan selama ini

Comments

Popular posts from this blog

Privacy Police

Pantun Teka-Teki

Tips & Trik Memainkan Pokeman GO